Hidroponik adalah suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan tanah
sebagai media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti dengan arang sekam/pasir.
Karena media yang digunakan bukan tanah, nutrisi yang diperlukan tanaman
berbentuk larutan. Tidak seperti media tanah yang memiliki unsur hara
yang berupa zat-zat penting bagi tumbuhan. Hidroponik memiliki keunggulan
yaitu tidak memerlukan lahan yang luas. Jadi tidak perlu berkeliling ladang
yang luas untuk perawatan dan panen. Hidroponik merupakan salah satu alternatif
bagi petani yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk becocok tanam ( Ekawati,
2005 ).
Pada dasarnya semua tanaman bisa dihidroponikkan. Tapi pada akhir-akhir ini
tanaman yang paling banyak dihidroponikkan adalah tanaman buah dan sayur karena
dilihat dari segi ekonomis, tanaman buah dan sayur dapat menghasilkan
keuntungan yang lumayan. Selain itu, kualitas dan kuantitas produksi / hasil
panen lebih tinggi dibanding dengan media tanah.
Pada prinsipnya tempat yang digunakna untuk budidaya hidroponik adalah dimana
saja. Bahkan kita bisa membuat tanaman hidroponik di taman rumah kita. Karena
hidroponik tidak memerlukan tempat yang luas. Dan juga kita dapat memantau
perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Dan kita juga tak perlu khawatir hasil
panen hilang. Karena kita dapat menjaga dan memantau tanaman hidrponik dari
rumah.
Sejarah
Dan Perkembangan Hidroponik
Perkembangan hidroponik sampai saat ini telah berkembang pesat sejak pertama
kali hidroponik ditemukan. Sejarah perkembangannya adalah :
-
Pada tahun 1600-an diketahui tanaman yang diairi dengan air berlumpur tumbuh
lebih bagus dibanding air bening (tanaman menyerap sesuatu dari air berlumpur
yang diduga adalah nutrisi tanaman.
-
Pada tahun1860 Sach dan pada tahun 1861 Knop memperkenalkan susunan hara untuk
tanaman yang sekarang dikenal dengan nutrikultur.
-
Tahun 1925 Gericke, Universitas California memperkenalkan hidroponik di luar
Laboratorium yaitu untuk tentara Amerika di samudra Pasifik (di pasir pantai
dan diatas kapal perang induk).
-
Tahun 1970-an hidroponik mulai diterapkan untuk praktikum di UGM.
-
Tahun 1980 hidroponik mulai dikembangkan secara komersial di
Indonesia.
Macam-Macam
Metode Hidroponik
Menurut
Steiner (1977), hidroponik dapat dipilahkan menjadi berbagai ragam menurut
sistem dan metode budidayanya. Semua ragam hidroponik yang khusus diterapkan
pada penanaman tanaman hias di rumah dan kantor diberi istilah khusus
hidrokultur. Klasifikasi hidroponik adalah sebagai berikut :
Kultur
air
Akar tanaman dicelupkan dalam larutan hara dengan susunan berimbang secara
sinambung atau berkala.
Aeroponik
Akar tanaman berada dalam udara yang secara sinambung atau berkala dijenuhkan
dengan kabut larutan hara (aerosol hara). Menurut Tan (1994), aeroponik
diadakan untuk menghemat penggunaan air dan hara.
Kultur pasir
Akar tanaman ditumbuhkan dalam substrat padat anorganik yang sarang atau tidak
sarang, terbentuk dari zarah-zarah tegar (non-collapsing) berdialmeter kurang
daripada 3 mm (pasir, perlit, plastik, atau bahan anorganik yang lain).
Kultur krikil
Seperti kultur pasir, hanya saja zarah-zarahnya lebih besar dengan diameter di
atas 3 mm.
Vermikulaponik
Akar tanaman ditumbuhkan dalam substrat dari mineral lempung vermikulit dengan
atas tanpa dicampur dengan bahan anorganik lain.
Kultur rock wool
Untuk substrat perakaran digunakan rock wool atau glass wool. Rock wool adalah
bahan yang bertampakan seperti wol berupa anyaman serat-serat halus, yang
dibuat dari terak tanur (furnace slag) atau batuan tertentu dengan ledakan kuat
selagi bahan-bahan tersebut berada dalam keadaan lelehan (American Geological
Institute, 1976).
Alasan
Penerapan Teknik Hidroponik
Hidroponik
muncul sebagai alternatif pertanian lahan terbatas. Dengan sistem ini
memungkinkan sayuran ditanam di daerah yang kurang subur/daerah sempit yang
padat penduduknya. Alasan penerapan teknik hidroponik yang utama adalah karena
terbatasnya lahan pertanian yang produktif untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang semakin banyak tiap tahunnya, sehingga dibutuhkan suatu terobosan baru
untuk memecahkan masalah tersebut .
Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Oleh karena
itu, harga jual hasil panennya tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan tanaman
hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relative bersih, media
tanamnya steril, dan tanaman terlindung dari terpaan hujan. Serangan hama dan
penyakit relative kecil. Tanaman lebih sehat, lebih vigor, dan produktivitas tinggi
(Hartus, 2002).
Hidroponik
ini mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan sistem penanaman biasa yang
menggunakan tanah seperti berikut:
1. Sistem ini boleh dipraktikkan pada kawasan yang tidak sesuai untuk penanaman
secara biasa seperti tanah bertoksik, padang pasir dan lain-lain;
2. Sayur-sayuran akan cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualiti
tinggi;
3. Bersih dan bebas daripada sebarang racun makhluk perosak;
4. Tidak perlu merumpai, menyiram dan mencangkul;
5. Penggunaan air dan baja yang terkawal dan efisien;
6. Pulangan hasil seunit kawasan bagi seunit masa adalah tinggi.
Jenis-Jenis
Tanaman Yang Sesuai Untuk Teknik Hidroponik
Semua
tanaman pada dasarnya dapat ditanam dengan metode hidroponik. Namun ,
kebanyakan tanaman yang ditananm dengan metode hidroponik adalah tanaman yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dikarenakan metode bercocok tanam
hidroponik memerlukan biaya yang tidak sedikkit. Karena itu bisanya hasilnya
dijual di supermarket atau pasar-pasar modern. Jika dijual di pasar-pasar
tradisional maka harga jualnya akan turun. Tanaman yang biasa ditanam dengan
metode hidroponik adalah tanaman holtikultura, contohnya sayur-sayuran seperti
selada, sawi, tomat, pakchoi, wortel, asparagus, brokoli, cabai, seledri,
bawang merah, bawang putih, bawang daun, terong atau buah-buahan seperti
strawbery melon, tomat, mentimun, semangka, paprika. Selain itu juga tanaman
hias seperti krisan, gerberra, anggrek, kaladium, kaktus dan tanaman
obat-obatan juga dapat menggunakan metode hidroponik.
Rumah
Kaca dan Rumah Kasa Dalam Teknik Hidroponik
Di negara-negara sub tropis dibutuhkan rumah kaca untuk
menempatkan tanaman pada kondisi idealnya. Dimana di dalam rumah kaca bisa
diatur kondisi suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan kandungan CO2 dalam
ruangan itu. Rumah kaca ini dibuat kerena pada musim tertentu (musim dingin)
udara luar bisa membunuh tanaman. Namun di negara kita yang beriklim tropis,
dimana perbedaan suhu antara musim kemarau dan musim hujan yang tidak terlalu
mencolok dan sinar matahari yang relatif baik sepanjang tahun, maka yang
dibutuhkan adalah rumah naungan untuk melindungi tanaman dari terpaan hujan
langsung. Kondisi yang terlalu lembab akan menyebabkan tanaman terserang
cendawan selain juga hujan bisa mencuci nutrisi yang diberikan pada tanaman.
Rumah naungan yang tertutup kasa juga berfungsi melindungi tanaman dari
gangguan serangga yang kadang sangat merugikan, kerena bisa berpeluang membawa
berbagai mikroorganisma yang merugikan seperti virus dan bakteri.
Fungsi rumah kaca dan rumah plastic dalah hidropoik adalah :
- Untuk menghindari terpaan
air hujan yang dapat merusak tanaman
- Untuk menghindarkan lahan
dari kondisi yang becek
- Mencegah masuknya air
hujan ke dalam media tumbuh (karena dapat mengencerkan larutan hara)
- Mengurangi intensitas
cahaya yang masuk sehingga daun tidak terbakar pada saat terik (mengontrol
radiasi matahari)
- Mengurangi tingkat
serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
- Fotosintesis dapat
berlangsung sempurna
Type rumah kaca berdasarkan bahan atapnya adalah :
- Plastik UV
- Net
- Kasa
- Kaca,
Pembibitan Tanaman Pada Teknik Hidroponik
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari
keunggulan benih yang dipilih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam
diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan pemasarannya. Sehingga tanaman
yang ditanam merupakan tanamam yang memang diinginkan pasaran dan mendatangkan
keuntungan bagi petani (Wianto, 1983.).
Persemaian tanaman untuk budidaya secara hidroponik dilakukan dengan dua cara
melihat dari ukuran biji yang digunakan sebagai benih :
-
Persemaian benih besar, sebaiknya dilakukan perendaman di dalam air hangat
selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan
telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5
mm dibawah permukaan media. Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang
lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari
setelah semai).
-
Persemaian benih kecil, pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7
cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkandengan pasir kering steril
secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir
ditebarkan di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan
media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup
dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di
tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tiap pagi
selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat (menghindari
etiolasi). Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang, setelah benih
berumur 3-4 minggu setelah semai benih dipindahkan ke dalam pot/polybag
pembibitan, caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai
(http://winaraku.wordpress.com. 2010).
Macam-Macam Media Tanam Untuk Hidroponik
Hampir semua tanaman bisa dibudidayakan dengan sistem hidroponik, mulai dari
bunga, sayuran daun, buah-buahan dan juga umbi-umbian. Jika dilihat dari media
tanam ada dua macam hidroponik yaitu :
1. Hidroponik metode Subtrat
2. Hidroponik metode non Subtrat.
Beberapa contoh bahan yang bisa digunakan sebagai media tanam pada Hidroponik
metode Subtrat adalah arang sekam, pasir, kerikil batu apung/cocopeat, rock
wool, dan spon. Yang penting media tersebut bersih, bisa menyimpan air
sementara, porus, bebas dari unsur hara. Media tersebut berfungsi sebagai
tempat menyimpan air nutrisi sementara dan tempat berpijak akar, untuk
kebutuhan unsur hara disuplai dari air nutrisi yang disiramkan.
Sementara, untuk model Hidroponik metode non Subtrat tidak menggunakan media
tanam, akar tanaman langsung masuk pada talang (saluran air). Model seperti ini
biasa disebut NFT (Nutrient Film Technique). Ada juga aeroponik dimana air
bernutrisi dikabutkan dan disemprotkan langsung ke akar tanaman. Hidroponik
model ini lebih praktis tatapi dibutuhkan investasi awal yang lumayan besar.
Tipe-tipe media tanam untuk teknik budidaya hidroponik adalah :
-
Padat maupun cair
-
Bahan organik maupun anorganik
a. Media tanam berupa Organik Media, Contohnya adalah : arang sekam, serbuk
gergaji, sabut kelapa, akar pakis, vermikulit, gambut dll
Kelebihan Organik Media adalah ;
-
Kemampuan menyimpan air dan nutrisi tinggi
-
Baik bagi perkembangan mikroorganisme bermanfaat (mikroriza dll)
-
Aerasi optimal (porus)
-
Kemampuan menyangga pH tinggi
-
Sangat cocok bagi perkembangan perakaran
-
Digunakan pada tipe irigasi drip
-
Lebih ringan
Sedangkan kekurangan Organik Media
-
Kelembaban media cukup tinggi, rentan serangan jamur, bakteri, maupun virus
penyebab penyakit tanaman
-
Sterilitas media sulit dijamin
-
Tidak permanen, hanya dapat digunakan beberapa kali saja, secara rutin harus
diganti
b. Media tanam berupa Non-Organik Media, Contoh : perlit, rockwool, clay
granular, sand, gravel, batu apung, batu bata, batu karang, dll
Kelebihan Non-Organik Media
-
Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama
-
Porus, aerasi optimal
-
Cepat mengatuskan air, media tidak terlalu lembab
-
Sterilitasnya lebih terjamin
-
Jarang digunakan sebagai inang bagi jamur, bakteri, dan virus
Sedangkan kekurangan Non-Organik Media
-
Bukan media yang baik bagi perkembangan organisme bermanfaat seperti Mikoriza
-
Media lebih berat, karena umumnya berupa batuan
-
Terlalu cepat mengatuskan air, nutrisi yang diberikan sering terlindi
-
Kurang baik bagi perkembangan sistem perakaran
(http://blog.ub.ac.id. 2010).
Wadah dan Tempat Untuk Melakukan Teknik Hidroponik
Kegunaan wadah yaitu :
- Sebagai penampung media dan nutrisi hidroponik
- Sebagai penguat tegaknya tanaman
- Sebagai pembatas sistem
- Sebagai pengendali tingkat efisiensi penggunaan prasarana terutama nutrisi
Model Dasar dan Tipe Wadah Hidroponik :
- Wick system: bak air (reservoir) dan talang (wadah growing media)
- Water culture: bak air (sebagai penampung air yang sekaligus digunakan
sebagai growing media)
- Ebb and flow (flood and drain): reservoir (penampung nutrisi dan air) dan
wadah growing media
- Drips system: reservoir (penampung nutrisi dan air) dan wadah media tumbuh
- Nutrient Film Technic (NFT): reservoir (penampung nutrisi dan air), bak
plastik (penampung limpasan air+nutrisi dari talang), dan talang (wadah
tanaman)
- Aeroponic: bak plastik yang bagian dasarnya sebagai wadah air + nutrisi
sedangkan permukaan atasnya diberi papan sebagai tempat tumbuh tanaman.
Panen dan Pascapanen Tanaman Hidroponik
Panen harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan hasil panen. Sebagai contoh
tomat yang akan digunakan untuk sayur biasanya dipanen pada waktu masih muda,
sedangka tomat yang dikomsumsi untuk buah dipanen pada saat tomat sudah masak.
Pada saat dipanen tanaman haruslah memiliki : kualitas yang maksimal, dan dapat
dipertahankan untuk waktu yang lama. Indikator/penanda yang dapat digunakan
untuk penentuan waktu panen yang tepat adalah:
-
Indikator Visual
Yang diamati adalah perubahan warna, ukuran, dan lain-lain. Sifatnya sangat subyektif,
hal ini disebabkan oleh keterbatasan dari indra penglihatan manusia, dan tidak
samanya kemampuan mata tiap manusia.
-
Indikator Fisik
Indikator yang diamati adalah : mudah tidaknya buah dilepaskan dari tangkai
buah, uji ketegaran buah (penetrometer). Uji ketegaran buah lebih obyektif,
karena dapat dikuantitatifkan atau dihitung dengan akurat. Prinsip pengujian
ketegaran buah adalah dengan cara menusuk buah dengan suatu alat, besarnya
tekanan yang diperlukan untuk menusuk buah menunjukkan ketegaran buah, semakin
besar tekanan yang diperlukan berarti buah semakin tegar, proses pengisian buah
sudah maksimal/masak fisiologis dan siap dipanen
-
Analisis Kimia
Indikator yang diamati adalah kandungan zat padat terlarut, kandungan asam,
kandungan pati, kandungan gula. Metode analisis kimia lebih obyektif dari pada
visual, karena terukur dengan menggunakan bahan-bahan kimia dan peralatan yang
lebih akurat. Dasar teori ini adalah karena terjadinya perubahan biokimia
selama proses pemasakan buah, sehingga salah satu indicator yang dapat diuji
dalam menentukan kematangan buah adalah dengan analisis kimia. Perubahan yang
sering terjadi tersebut adalah pati menjadi gula, menurunnya kadar asam, dan
meningkatnya zat padat terlarut
Penanganan pasca panen pada produk hidroponik adalah :
-
Pendinginan pendahuluan, yaitu : menurunkan suhu komoditas menjadi lebih rendah
dari suhu di lapangan, sehingga suhu komoditas mendekati suhu ruang simpan
-
Pencucian, yaitu : membersihkan komoditas dari kotoran yang melekat dan menghilankan
bibit-bibit penyakit yang masih melekat
-
Pengeringan, yaitu : menghilangkan air yang berlebihan pada permukaan komoditas
untuk mencegah infeksi penyakit.
-
Pelapisan dengan lilin, khususnya untuk komoditas buah, dengan tujuan untuk
mengurangi suasana aerobik dalam buah yang memberikan perlindungan pada
organisme pembusuk
-
Sortasi mutu/grading menurut ukuran
-
Pengepakan/pengemasan
Kesimpulan
1. Hidroponik adalah budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.
2. Tanaman yang biasanya menggunakan metode hidroponik adalah tanaman
holtikulltura seperti sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman
obat-obatan.
3. Metode hidroponik memiliki banyak keuntungan walaupun biaya yang dikeluarkan
tidak sedikit.
4. Dengan perawatan intensif, satu tanaman pada sistem hidroponik dapat
menghasilkan lebih banyak dari pada ditanam konvensional
5. Panen dengan cara hidroponik juga terbilang lebih cepat dibandingkan dengan
cara konvensional, karena para petani tidak perlu waktu terlalu lama untuk
menunggu masa tanam atau masa panen
semoga bermanfaat bgi teman^ yg ingin mencoba menanam secara Hidroponikkk :)